Subscribe to Wordpress Themes Demo

PERANG BINTANG:

Barcelona vs Inter Milan

Pertarungan di lini tengah akan menjadi penentu karena kedua tim dihuni deretan gelandang terbaik.

Barcelona harus bekerja keras. Kekalahan 3-1 dari Inter Milan pada semi-final pertama menjadikan Barca bertarung habis-habisan. Mereka butuh kemenangan minimal 2-0 pada semi-final kedua di Nou Camp, Kamis (29/4) dinihari WIB.

Kedua tim dihuni deretan pemain bintang. Tak heran bila duel penentuan bakal menjadi ajang perang bintang.

Victor Valdes vs. Julio Cesar

Valdes akan menjadi kunci permainan. Bila kembali kebobolan, peluang Barca bakal makin tipis.


Namun, Barca tak perlu khawatir. Performa Valdes tak pernah anjlok. Bahkan, ia makin matang sehingga pertahanan Barca tetap solid.

Karena itu agak mengherankan bila Valdes tak pernah dipanggil timnas senior. Kabar terakh
ir, pelatih timnas Vicente del Bosque berniat membawanya ke Afrika Selatan.

Julio Cesar merupakan generasi baru kiper Brasil yang tak sekadar menjadi pelengkap di tim Samba. Pertahanan terakhir Inter yang sulit ditembus. Terbukti, gawang Inter paling sedikit

Tugas berat akan diembannya karena lini depan Barca akan membombardir gawangnya. Namun ketangguhannya menjadi poin penting bagi Inter.



Dani Alves vs. Maicon
Sama-sama menempati sebagai bek kanan sehingga tak bertemu secara langsung. Namun, keduanya akan saling unjuk kebolehan demi memperebutkan satu posisi di timnas Brasil.

Baik Alves dan Maicon selalu mengambil peranan dalam membangun serangan dari sisi kanan.

Dengan kebutuhan minimal dua gol, peran Alves menjadi makin penting bagi Barca. Dirinya tak hanya mengawal pertahanan Barca tapi juga melapis serangan.

Serangan yang dibangunnya dan diakhiri dengan umpan silang akan menjadi salah satu andalan Barca bila menempatkan Zlatan Ibrahimovic di depan. Ini menjadi variasi serangan bila Lionel Messi kembali dimatikan.

Pertahanan Inter menjadi lebih solid karena ada Maicon. Ia selalu muncul untuk menutup celah pertahanan tim. Lebih dari itu, ia kerap melapis serangan Inter.



Xavi Hernandez vs. Esteban Cambiasso

Tak ada Xavi, Messi bakal mati kutu. Sebagai penyelesai akhir, Messi butuh
bola-bola matang dari Xavi.

Gelandang visioner ini akan menjadi penentu irama permainan Barca. Karena itu, ia harus mendapat perlindungan agar leluasa sebagai pengatur sekaligus memberi bola-bola bagus untuk Messi, Pedro atau Ibrahimovic.

Inter memiliki Cambiasso yang menjadi tiang utama di lini tengah. Dia akan mengacaukan alur serangan Barca. Cambiasso juga menjadi pemain pertama yang menghadapi serangan Barca.



Lionel Messi vs. Wesley Sneijder

Pemain dengan karakter berbeda namun menjadi roh kekuatan masing-masing tim. Saat mereka dimatikan, tim kehilangan separuh kekuatannya.

Messi dipastikan menjadi tumpuan utama Barca untuk membobol gawang Inter. Tugas makin berat karena Barca harus mencetak dua gol untuk membuka peluang lolos ke final dua kali berturut-turut.

Pada pertemuan pertama di Giuseppe Meazza, Messi dimatikan rekan-rekannya di timnas Argentina, Javier Zanetti dan Cambiasso.

Sneijder menjadi teka-teki bagi Barca. Cedera paha membuat ia diragukan tampil. Namun kabar terakhir, ia sudah berlatih kembali. Meski kondisinya baru fit 90 persen, Sneijder tetap akan dimainkan oleh pelatih Jose Mourinho.

Motivasi kuat Sneijder yang ingin meraih trophy Liga Champions pada tahun
pertama bersama Inter mendorongnya untuk tampil habis-habisan. Ia ingin membuktikan Real Madrid telah melakukan kesalahan besar dengan mencampakkannya.

Pembuktian makin nyata bila Inter tampil di final yang digelar di kandang
Madrid, Santiago Bernabeu.



Zlatan Ibrahimovic vs. Diego Milito

Perburuan gol yang dilakukan Barca akan bertumpu pada ketajaman Ibrahimovic. Kelebihan striker Swedia ini karena pernah bermain di Inter akan menjadi kunci.

Dirinya tentu hafal dengan karakter dan strategi lini belakang Inter. Sebagai penyelesai akhir, Ibrahimovic bakal menjadi target umpan silang Alves.

Milito menjadi kekuatan Inter. Satu saja gol yang dilesakkannya bakal membuat Barca ketar-ketir. Harapan mereka bisa dipupuskan oleh Milito.

Dirinya akan menjadi momok pertahanan tuan rumah. Ironisnya, ia akan berhadapan dengan adiknya, Gabriel Milito yang menjadi tulang punggung pertahanan Barca.



Pep Guardiola vs. Jose Mourinho

Kerja keras bakal dilakoni Guardiola. Dia harus mematangkan strategi untuk mengejar defisit dua gol. Bukan pekerjaan mudah bagi Guardiola meski timnya
bermain di kandang sendiri.

Barca lebih sering menemui kesulitan bila lawan memiliki pertahanan solid.
Guardiola lebih merasa nyaman menghadapi tim yang sama-sama bermain ofensif.

Mourinho bukan pelatih kelas teri. Tim-tim yang ditanganinya tak pernah mengecewakan saat bermain di kandang lawan. Bahkan laga tandang kerap menjadi penentu sukses timnya seperti saat menghadapi Chelsea.

Tampaknya Mourinho makin mengukuhkan sebagai pelatih yang tidak hanya jago meramu strategi tapi juga motivator ulung.

0 komentar:

Posting Komentar